Snorkeling Pantai Sadranan



Snorkeling? Pasti sudah tahu kan arti snorkeling? Itu lho selam permukaan, jadi kita melihat bawah laut dengan mengambang di permukaan menggunakan peralatan snorkeling, yaitu kacamata google+fin. Dengan ombak yang besar, apakah iya kita bisa snorkeling di pantai selatan Jogja? 






Beberapa kali ke Pantai pada umumnya hanya menikmati keindahan pantainya yang berpasir putih dan juga cibang-cibung di sekitar pantainya. Pada kunjungan kali ini kami menyewa alat snorkeling di sekitar pantai. 


Mengawali terjun ke laut kami berdoa dulu dan melakukan pemanasan di tepi pantai, sekalian adaptasi dengan menggunakan peralatan yang belum pernah kami pakai sebelumnya.









Setelah pemanasan dirasa cukup, kami semua langsung nyebur ke laut dan merasakan asinnya air laut. Bagi yang tidak bisa berenang jangan khawatir, karena semua menggunakan jaket pelampung jadi aman, tinggal meringankan tubuh saja.














Ternyata di bawah laut Pantai Sadranan terdapat terumbu karang yang lumayan bagus lho. Saya melihat ada beberapa ikan Butterfly Fish, Ikan Neon, Damsels, dan tak ketinggalan, ikan sejuta umat si Sergeant Fish. Ada ikan besar-besar yang membentuk schooling fish juga lho walaupun jumlahnya hanya belasan ekor saja.




























Tak terasa sudah 4 jam kami berada di pantai Sadranan. Dari jam 12.00 sampai jam 16.00 sungguh pengalaman yang menyenangkan berbasah-basah dengan semua teman. Akhirnya kami harus melanjutkan ke perjalanan ke kota Jogja, yaitu Malioboro. 





  


Cavetubing Gua Pindul



Setelah beberapa kali reschedule perjalanan ke Jogja karena menyesuaikan dengan agenda tim, akhirnya kami berkesempatan untuk refreshing ke Jogja awal bulan Mei. 



Kami berangkat dari Rawalo jam 23.00 dengan menggunakan armada bus dari Lumbir. Agenda pertama adalah Cave Tubing Gua Pindul  dan transit dulu RM Ambarketawang jam 03.00 untuk istirahat sebentar sambil menunggu waktu sholat subuh.



Jam 05.00 perjalanan kami lanjutkan ke Gua Pindul. Sepanjang perjalanan ke Gua Pindul kami menikmati pemandangan Jogja di pagi hari dengan ditemani si-cantik Nella Kharisma. Jam 06.00 rombongan sampai di Gua Pindul dengan sambutan yang ramah dari mas Rudy cs. "Selamat datang di wisata Gua Pindul, mau langsung ke Cave Tubing apa sarapan dulu?" 



Sebelum Cave Tubing kami sarapan dulu di gazebo-gazebo yang sudah disiapkan secara prasmanan. Rasanya belum lengkap jika belum merasakan makanan khas daerah tersebut, termasuk wedang pindulnya. Citarasa dan cara penyajian yang khas, tidak kalah dengan restoran atau rumah makan. 






Selesai sarapan, kami langsung persiapan untuk Cave Tubing. Sudah tidak sabar lagi rasanya untuk bermain-main dengan dinginnya air. 



Cavetubing hampir sama dengan rafting. Jika rafting (arung jeram) menyusuri aliran sungai dengan perahu, cavetubing menyusuri gua menggunakan ban dalam. 


















 Selama menyusuri gua pindul, kami didampingi oleh beberapa pemandu yang sudah berpengalaman sehingga keamanan terjaga dan memberikan informasi seputar gua pindul.



Gua Pindul memiliki panjang 350 m, lebar 2 - 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5-12 m. Goa ini memiliki 3 zona yaitu zona terang, zona remang, dan zona gelap. Waktu tempuh menyusuri gua sekitar 45 menit.







Jam 10.00 kegiatan kami di gua pindul selesai, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke pantai untuk snorkeling di pantai Sadranan. 

Jalan Kaki dapat Meningkatkan Konsentrasi Belajar


Zaman sekarang tak banyak anak-anak yang ke sekolah dengan jalan kaki. Kebanyakan dari mereka menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor. Padahal berjalan kaki selama 20 menit/hari selama 5 hari per minggu dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Bila sekolah kamu jaraknya tak terlalu jauh dengan rumah, sebaiknya kamu mulai membiasakan diri untuk jalan kaki ke sekolah daripada kamu menggunakan mobil atau motor. Selain itu, jalan kaki bisa membuat konsentrasi belajar meningkat dan memberikan kinerja yang lebih baik di sekolah.

Sebuah survey dari sekitar 20.000 anak-anak Denmark yang berusia antara 5-19 tahun menemukan bahwa anak-anak yang berjalan kaki (anak naik sepeda) ke sekolah menghasilkan nilai lebih baik pada tugas-tugas yang melibatkan konsentrasi daripada mereka yang naik mobil atau bus ke sekolah atau kendaraan umum.

Hasil penelitian lain dari University of Montreal yang menyatakan bahwa, aliran darah dan oksigen yang lebih baik ke seluruh tubuh, terutama di otak sehingga membuat tingkat konsentrasi belajar meningkat dan membuat lebih cerdas.


Yuk, mulai sekarang biasakan diri untuk jalan kaki ke sekolah (IndiSchool).

Pentingnya Sarapan Pagi


Sarapan bagi anak ternyata mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah menurut Ronald E. Kleinman, M.D., dokter spesialis gastroenterologi anak serta pakar nutrisi yang mengajar di Harvard University, Amerika. "Secara rata-rata, anak yang tidak pernah sarapan memiliki daya pikir dan kemampuan mengingat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang makan setiap pagi," ujar dr. Kleinman. Sejumlah studi membuktikan pernyataan tersebut. Di Inggris, pernah dilakukan serangkaian penelitian terhadap 600 orang murid mengenai pengaruh kebiasaan sarapan dan performa anak di sekolah.

Hasilnya, dibandingkan rekannya yang terbiasa menyantap sarapan, anak-anak yang tidak pernah makan pagi ternyata lebih sulit berkonsentrasi, lambat menanggapi, dan memiliki perhatian amat rendah terhadap pelajaran. Gerak-gerik mereka juga lebih lamban dan cenderung lekas tersinggung. Itu sebabnya, di Amerika diadakan program Makan Pagi di Sekolah (School Breakfast Program) bagi anak-anak sekolah dasar yang datang dari keluarga berpenghasilan rendah. Sejak program tersebut dimulai pada tahun 1996, menurut Dr. Keith Ayoob, asisten profesor di bidang pendidikan dari Albert Enstein College of Medicine, New York, terlihat peningkatan kualitas para siswa dari sisi akademis. "Perut kosong memang bukan kondisi ideal untuk proses belajar," kata Dr. Ayoob. Rutinitas sarapan berperan pula menghindari risiko obesitas pada anak-anak. Menurut dr. Sri Nasar, anak yang tidak sarapan cenderung merasa kelaparan sepanjang hari, lalu makan dalam porsi besar pada jadwal makan siang dan malam. "Juga, mereka cenderung lebih banyak mengemil makanan yang tidak sehat, seperti permen, cokelat, dan gorengan, untuk mengatasi rasa lapar. Jika nafsu makan tidak terkendali, risiko obesitas amat mungkin terjadi," ujarnya. (IndiSchool)